Kunjungan BPDASHL Barito ke BPTH II Sulawesi dan BPDASHL Brantas
KUNJUNGAN BPDASHL BARITO KE BPTH II SULAWESI DAN BPDASHL BRANTAS
Berdasarkan pada Peraturan MenLHK Nomor P.10/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPDASHL serta Surat Keputusan Dirjen PDASHL Nomor SK. 18/PDASHL/SET/DAS.2/7/2016 tanggal 20 Juli 2016 tentang Pendelegasian Sebagian Kegiatan Dalam Pelaksanaan Fungsi Perbenihan Tanaman Hutan Kepada BPDASHL, maka BPDASHL Barito Kalimantan Selatan mengambil inisiatif melakukan studi banding (18/10/2016) terkait evaluasi kinerja Perbenihan yang telah dilakukan selama kurun waktu 2016 serta memperkaya bekal informasi untuk keberlanjutan tugas Perbenihan tahun 2017 mendatang. Adapun lokasi studi banding yang dituju adalah BPDASHL Brantas di Jawa Timur dan BPTH Wilayah II di Sulawesi Selatan yang telah meraih prestasi Juara I dan II Pengelolaan Persemaian Permanen Tingkat Nasional Tahun 2015.

Area semai di PP Mojokerto
BPDASHL Brantas mengelola Persemaian Permanen sebanyak dua unit yaitu PP Mojokerto dan PP Jember dengan kapasitas produksi bibit 3,5 juta batang dalam tahun 2016. Jenis yang diusahakan kedua PP tersebut adalah jati, akasia, sengon, mahoni, suren, mindi, gaharu, glodokan, tanjung, tabebuia, sepatudea, asem, kepel, kenari, trembesi, kemiri, aren, pucung, sukun, jengkol, nangka, sirsat, jambu, matoa dan bambu petung. Pengorganisasian pada masing-masing PP meliputi manajer, pelaksana administrasi, pelaksana sarana prasarana, pelaksana teknis (generatif, stek pucuk, kultur jaringan), mandor penyiapan media, mandor distribusi bibit, mandor produksi, mandor pemeliharaan dan penjaga keamanan. Guna mendukung tertib administrasi penyaluran bibit maka telah ditempuh Standar Operasional Prosedur (SOP) dari permohonan, BA penyaluran bibit per bulan, laporan distribusi bibit per bulan, laporan mutasi bibit per bulan hingga stock opname dan rekapitulasi per 6 bulan untuk permohonan, realisasi dan penyaluran bibit. Hal ini diskenarionakan untuk mendukung pelaporan realisasi kegiatan (manajer ke PPK), pelaporan BMN dan pelaporan berbasis sistem akuntansi.

Area terbuka di PP Mojokerto

Laboratorium kultur jaringan di PP Mojokerto

Rombongan Ibu Dr. Selly Okta, Kasie RHL, berfoto bersama dengan pengelola PP Mojokerto

Rombongan Bpk. Ir. H. Untung Lusianto, MSi, Kabalai BPDASHL Barito, berfoto bersama dengan pengelola PP Gowa
BPTH Wilayah II dengan wilayah kerja di Sulawesi, Maluku, Papua dan Bali Nusra yang berkantor di Kota Makasar mempunyai dua Persemaian Permanen yaitu PP Gowa dan PP Maros dengan kapasitas produksi total 2.200.000 batang tahun 2016. Jenis yang diproduksi adalah jabon merah, jabon putih, cempaka, ebony, jati, bitti, buangin, rotan, manggis, cempedak, nangka, langsat, bayam jawa, glodokan, sengon, trembesi, gmelina, mahoni, leda, pinus, ketapang, merbau, bambu, petai, durian dan rambutan disesuaikan dengan permintaan masyarakat luas.

Struktur organisasi pada PP Gowa
Pengorganisasian pada PP meliputi manajer, bendahara, pelaksana teknis, pelaksana sarana prasarana, mandor produksi dan pemeliharaan, mandor sarana, mandor penyiapan media, mandor distribusi bibit, pengamanan persemaian dan regu-regu kerja pada masing-masing mandor; yang semuanya di bawah kendali Kepala Balai dan Kepala Seksi yang menangani Persemaian Permanen. Permintaan bibit oleh masyarakat luas telah diidentifikasi terlebih dahulu oleh BPTH Wilayah II Sulawesi melalui analisa Watak Permintaan menggunakan data tahunan, informasi saat koordinasi ke Kab/Kota dan evaluasi lapangan yang melibatkan beberapa unsur antara lain dinas, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan swasta setempat. Hal ini ditempuh untuk menjaga kontinyuitas aliran distribusi bibit dalam mendukung pemenuhan bibit, baik kuantitas maupun kualitas.

Bibit ceremonial jenis lokal Bitti yang disiapkan di PP Maros

Kondisi tanaman jabon merah galur Sulawesi pada areal KBS yang dikelola BPTH Wilayah II

Peta Pembangunan Dan Pengembangan Perbenihan Region Sulawesi oleh BPTH Wilayah II yang terdiri dari Blok KBS, ASDG, MPTS dan KP dengan luas 103 ha
Terkait dengan fungsi pembangunan sumber benih dan sumberdaya genetik, BPTH Wilayah II telah membangun antara lain Kebun Benih Semai (KBS) jabon merah dari galur Sulawesi, Demplot Genetik (DG) jati dan jabon merah, Areal Sumber Daya Genetik (ASDG) jati, jabon merah dan bambu; serta operasional kultur jaringan untuk jenis jabon merah. Tujuan kegiatan tersebut adalah mempertahankan keragaman genetik, memperoleh materi genetik yang unggul, mengganti penggunaan benih asalan secara bertahap dan inklusi materi genetik guna meningkatkan produktivitas tanaman dalam rangka mendukung program penanaman pohon. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari pemuliaan berbagai jenis tersebut antara lain sebagai sarana belajar dan ekosiwata bagi para pihak, baik insan kehutanan, para siswa, mahasiswa, swasta dan masyarakat luas. (Giri Suryanta, 2016)
http://bpdas-sampean.net/page/tentang_bpdashl_brantas_sampean.html
http://bpthsulawesi.net/html/media.php?module=home